Jumat, 25 September 2009

Pemeriksaan Penetrant Floresen untuk Propeler Pesawat




PEMERIKSAAN DASAR PESAWAT TERBANG (FAA Chapter 8)
Karena sifat dari cairan penetran yakni aksi kapilaritas, maka cairan penetran mampu menembus kedalam retak permukaan yang sempit sekalipun. Selanjutnya setelah dibersihkan sisa penetran di permukaan benda uji, cairan masih bisa tetap eksis pada celah retak tersebut. Bahkan ketika diberikan developer, cairan tersebut mampu keluar dari retak sehingga membentuk indikasi yang memudahkan inspektur untuk memeriksa kondisi permukaan benda uji tersebut.
Pada tahun 1942, Magnaflux memperkenalkan pemeriksaan penetran sistem Zyglo dimana warna floresen ditambahkan pada penetran cair. Warna akan berpendar bila terkena cahaya ultraviolet (cahaya hitam) menampakan indikasi dari retak dan lebih mudah terlihat oleh mata inspektur. Perbedaan sistem ini memberikan level sensitifitas yang berbeda. Sensitifitas penetran floresen lebih tinggi dari penetran biasa.
Untuk pemeriksaan bidang penerbangan biasanya menggunakan level sensitifitas yang lebih tinggi dari pada yang umum. Hal ini telah dilakukan pemeriksaan terhadap pesawat kecil Piper Dakota untuk pemriksaan propeler menggunakan penetran floresen dengan hasil yang memuaskan.